Sejak 23 September 2011

free counters

Matematika dan Perkembangan peradaban Manusia

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS. Al Baqarah 2:216)

Matematika dan Perkembangan Peradaban Manusia

“Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka jahannam dalam keadaan hina dina” (QS. Al Mu’min: 60)

Matematika dan Perkembangan Peradaban Manusia

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasannya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran” (QS. Al Baqarah: 186)

Matematika dan Perkembangan Peradaban Manusia

“Dan apabila manusia ditimpa bahaya, ia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri. Tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, ia kembali melalui (jalan yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdo’a kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Demikianlah dijadikan terasa indah bagi orang-orang yang melampaui batas apa yang mereka kerjakan” (QS. Yunus : 12)

Matematika dan Perkembangan Peradaban Manusia

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni’mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni’mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (QS Ibrahim : 7)”

Jumat, 30 September 2011

Lambang Bilangan dan Perkembangannya

Konsep bilangan pada awalnya hanyalah untuk kepentingan menghitung dan mengingat jumlah. Lambat laun, setelah para ahli matematika menambah perbendaharaan simbol dan kata yang tepat untuk mendefinisikan bilangan, bahasa matematika ini menjadi sesuatu yang penting dalam setiap perubahan kehidupan. Tak pelak lagi, bilangan senantiasa hadir dan dibutuhkan dalam sains, teknologi dan ekonomi bahkan dalam dunia musik, filosofi dan hiburan.

Berdasarkan fakta sejarah peradaban manusia, dahulu kala ketika orang primitif hidup di Gua-gua dengan mengandalkan makanannya dari tanaman dan pepohonan disekitar gua atau berburu untuk sekali makan, kehadiran bilangan, hitung menghitung atau matematika tidaklah terlalu dibutuhkan. Tetapi, tatkala mereka mulai hidup untuk persediaan makanan, mereka harus menghitung berapa banyak ternak miliknya dan milik tetangganya atau berapa banyak persediaan makanan saat ini, mulailah mereka membutuhkan dan menggunakan hitung menghitung.

Gambar 1.2
Pada awalnya cukuplah menggunakan konsep lebih sedikit dan lebih banyak untuk melakukan perhitungan. Misalnya untuk membandingkan dua kelompok ayam yang berbeda banyaknya seperti pada gambar 1.2, mereka hanya bisa membandingkan banyak sedikitnya kedua kelompok ayam tersebut. Akan tetapi, kepastian jumlah tentang milik seseorang atau milik orang lain mulai dibutuhkan, sehingga mereka mulai mengenal dan belajar perhitungan sederhana.

Gambar 1.3
Mula-mula, manusia menggunakan benda-benda seperti kerikil, sampul pada tali, jari jemari, atau ranting pohon untuk menyatakan banyaknya hewan dan kawanannya atau anggota keluarga yang tinggal bersamanya. Inilah dasar pemahaman tentang konsep bilangan. Ketika seseorang berfikir bilangan dua, maka dalam benaknya telah tertanam pengertian terdapat benda sebanyak dua buah. Misalnya, dalam gambar 1.3 terdapat dua buah katak dan dua buah kepiting dan selanjutnya kata “dua” dilambangkan dengan “2”.

Perkembangan selanjutnya menyatakan bilangan dengan menggunakan contoh benda tersebut di atas dirasakan tidak cukup praktis, maka orang mulai berfikir untuk menggambarkan bilangan itu dalam suatu lambang. Lambang (simbol) untuk menulis suatu bilangan disebut angka. Berikut lambang-lambang bilangan kuno yang pernah ada menurut beberapa bangsa di dunia:
a. Lambang Bilangan Bangsa Babilonia kuno.
Gambar 1.4
Orang Babilonia mengembangkan tulisan kuno berbentuk baji, yang menggambarkan lambang-lambang berbeda menyerupai tongkat yang ujungnya tajam pada tanah liat basah yang dibentuk menjadi batu bata merah. Lambang bilangan yang dibentuk dari baji tampak pada gambar 1.4.





b. Lambang bilangan bangsa maya di Amerika

Gambar 1.5
Bangsa Maya pada 500 tahun SM mengembangkan lambang bilangan (angka) yang menggunakan lambang-lambang pokok sebagaimana tampak pada gambar 1.5










c. Lambang bilangan Orang Mesir Kuno (Egypt)
Gambar 1.6

Orang-orang mesir kuno (Egypt) menggunakan Hieroglif untuk menuliskan bilangan-bilangan seperti tampak pada gambar 1.6







d. Lambang bilangan bangsa arab Kuno
Gambar 1.7

Pada abad ke-11, bangsa arab menulis lambang bilangan (Angka) dari 1 sampai 9 seperti yang ada dan terus dipakai sampai saat ini oleh orang-orang Islam diseluruh dunia seperti tampak pada gambar 1.7








e. Lambang bilangan bangsa Yunani Kuno
Gambar 1.8
Orang Yunani kuno menulis bilangan dengan menggunakan huruf abjad yang mereka pakai dalam menulis ditambah tiga lambang khusus seperti tampak pada gambar 1.8



f. Lambang bilangan bangsa Cina Kuno
Gambar 1.9
Orang Cina Kuno menulis bilangan dengan membuat garis-garis seperti batang, seperti tampak pada gambar 1.9





g. Lambang bilangan bangsa Romawi kuno
Gambar 1.10

Bangsa Romawi menggunakan angka-angka sebagai system bilangan yang berbentuk huruf-huruf. Angka romawi masih digunakan hingga saat ini untuk penulisan nomor bab dalam beberapa buku atau karya ilmiah. Angka Romawi tersebut tampak seperti gambar 1.10



Gambar 1.11
Dalam perkembangan selanjutnya, angka Hindu arab kuno ditemukan dalam manuskrip Spanyol abad X dan menjadi cikal bakal bagi angka-angka yang dipakai sekarang ini seperti diperlihatkan pada gambar 1.11







Kamis, 22 September 2011

Simbol-simbol dan Rumus Al Jabar

Dalam Sistem-sistem penulisan seperti penulisan Yunani Kuno, simbol-simbol pada lempengan tanah liat digunakan untuk mencatat data-data dalam bentuk bilangan. sekarang bidang-bidang arsitek dan teknik-teknik perencanaan Bangunan menggunakan persamaan-persamaan aljabar yang rumit pada saat mendesain sebuah bangunan, dan keduanya menggunakan persamaan aljabar untuk mewakili bilangan yang belum diketahui dalam perhitungan.
Aljabar adalah suatu bentuk matematika yang dapat mempermudah masalah-masalah yang sulit dengan menggunakan huruf untuk mewakili bilangan yang belum diketahui dalam perhitungan. Aljabar Juga merupakan basis Ekspresi  Matematis bagi kebanyakan rumus-rumus ilmiah. Hal-hal yang tidak diketahui seperti banyaknya bahan bakar minyak yang dibutuhkan sebuah bus tiap minggu, Waktu yang diperlukan untuk menempuh suatu jarak tertentu atau banyaknya makanan ternak yang dibutuhkan tiap minggu, dapat dicari dengan menggunakan aljabar. Misalnya jika sebuah Bus menghabiskan y liter solar tiap minggu dan setiap harinya Bus tersebut menghabiskan x liter solar, maka hubungan antara x dan y pada keterangan itu secara aljabar dapat dinyatakan dengan rumus y = 7x (1 minggu = 7 hari)

Mengenai Saya

Foto saya
Nama: Kodir Tempat, tanggal lahir: Cilacap, 20 Agustus 1978 Hobi:Membaca dan Blogging. Sekolah: SD Negeri Bantarmangu 04 SMP Negeri 1 Cimanggu SMK N 2 Purwokerto Universitas Pasundan, Bandung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jururan Pendidikan Matematika Tentangku: Saya hanyalah manusia yang lemah lagi penuh dosa, astagfirullah.... Seorang blogger pemula yang sedang belajar tentang dunia blogosphere. Saya itu orangnya pendiam, heleh pokoknya biasa saja. Yang penting saya adalah seorang Muslim. Makanan yang disukai: Sate madura, Bakso dan Gado-gado Wanita yang disukai: Hoho....Entah kenapa saya tertarik pada wanita yang senantiasa menjaga aurat atau memakai jilbab. Terutama yang jilbabnya lebar/jilbaber. Ingat jilbab, bukan kerudung lho.... Cita-cita: Alhamdulillah jadi guru sudah kesampaian, mudah-mudahan bisa menjadi guru yang profesional. Amin Motto: Semua penulis akan mati. Hanya karyanyalah yang akan abadi. Maka tulislah sesuatu yang membahagiakan dirimu di akhirat nanti. (Ali bin Abi Thalib)